*

Senin, 06 September 2010

Melepaskan Penjara-Penjara Pikiran

Pergumulan ini dimulai ketika saya memutuskan untuk berhenti bekerja pada sebuah instansi swasta di bulan Februari 2010. Saya adalah pria lajang 26 tahun yang memutuskan berhenti total sebagai pecandu film-film porno dan membuka situs-situs porno pada Januari 2010. 14 tahun hidup saya diperbudak pikiran-pikiran pornografi yang merusak dan datang dari setan. Di bulan Februari saya benar-benar meninggalkan kebiasaan tersebut dan tak pernah menyentuhnya walaupun hanya sekedar melihat-lihat situs-situs porno di internet.

Ketika saya behenti bekerja tekanan hidup bertambah. Ada beberapa pertimbangan yang menyebabkan saya berhenti. Pertama, pekerjaan itu walaupun dari segi financial atau gaji sangat mencukupi kehidupan saya di Yogyakarta tapi menelantarkan kehidupan rohani saya. Lingkungan pekerjaan telah merubah kebiasaan baik saya: jadi sering merokok, keluar malam, berbicara kasar, menyinggung orang lain, menyimpan dendam, termasuk konsumsi pornografi saya yang semakin menjadi-jadi.

Ketika saya memutuskan berhenti, saya juga sempat berniat menggadaikan iman saya untuk perempuan yang ingin saya jadikan pacar. Bukan menikah tapi hanya dijadikan pacar, walaupun niat itu adalah ciri-ciri dari keputus-asaan saya dan keragu-raguan saya dikarenakan iman saya yang kering. Penolakan pun terjadi. Puji Tuhan waktu itu dia tidak menerima saya. Apa jadinya saya tanpa Tuhan Yesus.

Tuhan punya rencana lain waktu itu. Di kondisi lain saya tetap melamar pekerjan namun hasilnya tetap nihil. Perusaahaan yang saya yakin saya berhasil karena hanya tinggal seleksi terakhir tidak menerima saya. Betapa putus asanya saya, tak ada pengharapan.

16 Februari hidup saya dipenuhi kekacauan dikarenakan pikiran saya yang mengaduk-aduk tak menentu. Pikiran saya mengambil alih semua langkah saya. Perasaan saya tertekan yang luar biasa. Depresi, hopeless, mengasihani diri sendiri, seakan dunia mengucilkan saya. Ketika hal itu terjadi, terlintas untuk menyakiti orang lain, keluarga saya, termasuk diri saya sendiri. Dan pikiran itu menghantui saya bukan berminggu-minggu tapi selama satu bulan lebih dan membuat saya sulit sekali tidur hingga saya akhirnya mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus.

Tanggal 19 Maret ketika saya sedang tidur-tiduran, tiba-tiba saya sadar ada pelepasan yang terjadi. Seperti ada angin yang sejuk yang mengalir dan saya mengimani hal itu. Tiba-tiba pikiran saya jernih dan hebatnya saya merasa seperti orang yang sembuh dari sakit. Tapi kemudian saya tiba-tiba takut gelap karena kegelisahan yang terjadi saat itu begitu besar. Dua kali terjadi ketika mati lampu dan saya berkata Yesus Yesus, lampu menjadi hidup kembali dikarenakan saya mengimani itu.

Saya juga tak tinggal diam. Doa saya dijawab. Firman Allah yang saya imani nyata dalam kehidupan saya. Dan saat ini saya benar-benar dilawat menjadi ciptaan yang baru. Karena sesungguhnya yang lama sudah berlalu, yang baru sudah datang. Saya semakin gemar membaca Alkitab karena sudah merupakan sebuah kebutuhan bagi saya. Saya melakukan saat teduh dengan ibu di pagi hari. Saya mengikuti kelas pembinaan rohani di gereja lokal saya, belajar pelayanan kembali dan semoga saya semakin dikuatkan dan selalu bertumbuh di dalam-Nya.

Satu kunci saya semoga kisah ini menginspirasi kita semua. Ketika kita tetap berpegang erat pada salib Kristus dan kita fokus melawan kedagingan kita, kita pasti diluputkan dari semua dosa yang mengancam tubuh, jiwa dan roh kita. Tuhan Yesus memberkati.

Sumber : willyanzco


Info2:

*SMS Air Kehidupan :
Jangan jadikan Tuhan sbagai "alat" kita,tapi tetap kita yg slalu harus sadar bhw kita adl "alat"Nya untuk menyelesaikan kehendak Bapa.Banyak dari kita yang fokusnya minta berkatNYA saja tapi kalau Ia menyuruh kita "mendanai" pelayanan,beratnya minta ampun.Tuhan ubahkan hati kami Tuhan.kami sadar.kami sering melukai hatiMU.Paksakan kami nurut kehendak dan FirmanMU.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar