Rasanya bukan hal yang aneh kalau semua orang di dunia ini mempunyai Hobby, minat atau kesukaan untuk dikerjakan.
Banyak orang yang suka menghabiskan waktunya berjam-jam untuk memancing, entah itu di kolam yang banyak disediakan oleh investor yang melihat peluang cerah untuk bisnis, bisa juga di sungai kecil, bahkan di lautan luas. Para penikmat memancing ini bukan karena tergiur untuk memperoleh ikan untuk dikonsumsi atau dijual, tetapi mereka mengatakan ada suatu kepuasan tersendiri bila ikan mulai menyergap umpan mereka, dan menyaksikan bagaimana ikan-ikan malang itu menggelepar di kail mereka.
Ada juga yang mempunyai hobby mengumpulkan perangko. Upaya mereka mendapatkannya juga tergolong unik. Ada yang berburu di kantor pos, tukar menukar dengan sesama kolektor, memperolehnya ditoko-toko barang antik, atau mendapatkannya dari sahabat pena.
Hobby lain yang tak kurang juga banyak diminati adalah mendaki gunung. Banyak kita lihat bagaimana hobby yang satu ini juga memakan korban jiwa. Mungkin karena persiapan yang kurang matang, atau kondisi alam yang tak bersahabat, tapi semua akibat yang mengintai itu tak menyurutkan para peminatnya. Umumnya pendaki gunung yang berhasil menaklukkan gunung, semuanya memberikan alasan yang sama. Kepuasan menikmati kebesaran Ilahi dengan segala ciptaan-Nya.
Mungkin ada di antara Anda juga yang mempunyai hobby memasak. Nah... hobby yang satu ini bila dikembangkan akan membuat pundi-pundi meluap. Bagaimana tidak, disatu sisi bisa memuaskan kesenangan mencoba berbagai macam resep masakan yang baru dan sedap, dan di lain pihak memanfaatkan hobby memasak ini menjadi mata pencaharian. Dan umumnya para pebisnis handal, memulai keberhasilan mereka dari suatu hobby pribadi.
Bagaimana dengan hobby membaca? Wouuu... ini jangan ditanya lagi, begitu banyak peminatnya. Anda bisa lihat antrian panjang bila suatu karya fenomenal diluncurkan. Lihat saja bagaimana orang dari tua, muda, besar dan kecil rela antri berjam-jam untuk mendapatkan Harry Potter edisi terbaru...!
Begitu banyaknya orang yang mempunyai hobby atau minat yang sama akhirnya bergabung jadi satu komunitas. Ada komunitas pecinta bunga anggrek, komunitas pecinta perangko, komunitas pendaki gunung, komunitas pemancing, komunitas pembaca, dan banyak lagi komunitas-komunitas hobby lainnya, yang bahkan terkadang lucu dan unik.
Namun dari sekian banyak hobby, minat atau kesukaan yang telah mendarah daging, ada satu tokoh luar biasa yang membuat saya berdecak kagum, ia adalah Raja Daud. Daud mempunyai hobby luar biasa merenungkan Taurat Tuhan, dan itu dilakukannya siang dan malam (Mazmur 1:2).
Kitab Mazmur (Zabur dalam Islam) kebanyakan ditulis oleh Raja Daud yang terdiri dari berjenis-jenis puisi berupa doa, nyanyian pujian, ratapan, doa penyesalan yang dipersembahkannya kepada Allah.
Daud (bahasa Ibrani: דָּוִד, bahasa Inggris Davíd, bahasa Tiberia, Dāwíð, bahasa Arab: داوود atau داود, Dā'ūd, bahasa Tigrinya: Dāwīt) merupakan seorang nabi dan rasul dalam agama Islam dan merupakan raja kedua dan yang paling terkenal dalam kerajaan Israel. Dalam agama Islam Nabi Daud menerima kitab Zabur, sementara dalam agama Kristen Daud menuliskan banyak Mazmur yang dikumpulkan ke dalam kitab Mazmur. Daud adalah nenek moyang dari Yesus Kristus.
Daud dilahirkan di Betlehem, Efrata, di daerah yang bernama Yudea (1 Samuel 16). Ayahnya bernama Isai dan masa remajanya dilewatinya sebagai seorang gembala. Suatu kali, ketika sedang menggembalakan dombanya, Daud diperintahkan ayahnya mengantarkan bekal makanan kepada kakak-kakaknya yang sedang berhadap-hadapan dengan tentara-tentara Filistin.
Tiba di medan pertempuran, Daud bangkit amarahnya ketika mendengar Tuhannya dihujat oleh tentara Filistin. Mereka menantang siapapun juga untuk maju berperang melawan Goliat, salah seorang anggota pasukan Filistin yang terkenal sangat besar tubuhnya. Daud semakin menjadi-jadi amarahnya ketika tahu bahwa tak seorangpun di antara tentara Israel yang berani maju menjawab tantangan Goliat. Akhirnya Daud merelakan diri mau bertempur dengan hanya menggunakan umban dan beberapa butir batu. Goliat mati terkena lemparan umban dan Daud menjadi pahlawan Israel.
Kemenangan Daud membuat ia dipuja-puja sebagai pahlawan. Hal ini membangkitkan rasa iri dan dengki pada diri Saul, raja Israel yang pertama. Akhirnya Allah tidak lagi berkenan atas Saul dan Daud pun menggantikannya menjadi raja Israel yang kedua.
Meskipun demikian, hubungan Daud dengan Saul boleh dikatakan istimewa. Daud seringkali diundang untuk bermain kecapi di istana Saul. Setelah kemenangannya atas Goliat, Daud menikahi Mikhal, anak perempuan Saul. Dan Yonatan, anak laki-laki Saul, adalah sahabat karib Daud.
Kitab Suci Ibrani dan Kristen tidak melihat Daud sebagai tokoh yang serba sempurna, karena ternyata ia pun pernah terjatuh ke dalam dosa. Suatu hari Daud sedang berjalan-jalan di atap istananya. Dari atas ia melihat Batsyeba yang cantik jelita. Sayang sekali ternyata Batsyeba adalah istri Uria, panglima perang Daud sendiri. Dengan berbagai tipu muslihat Daud akhirnya berhasil menyingkirkan Uria, dan ia pun memperistri Batsyeba. Namun Allah mengetahui kebusukan Daud, dan melalui Nabi Natan, Allah menegur Daud. Daud menyesali dosa-dosanya (2 Samuel 12:1-25).
Dari Batsyeba Daud mendapatkan seorang anak yang dinamainya Salomo yang kelak menggantikannya sebagai raja Israel yang ketiga. Daud mempunyai sejumlah anak lainnya. Antara lain adalah Absalom, seorang pemuda yang sangat tampan, yang sangat disayangi oleh Daud. Suatu kali Amnon, anak sulung Daud, memperkosa Tamar, adik perempuan Absalom. Absalom sangat marah. Dua tahun kemudian ia membalas dendam dengan menyuruh anak buahnya membunuh Amnon. Daud marah karena Amnon dibunuh, namun kemudian ia mengampuni Absalom (2 Samuel 13:23-29; 14:1-33).Belakangan Absalom mengadakan pemberontakan terhadap Daud. Dalam pemberontakan ini Absalom mati dibunuh oleh Yoab, panglima Daud (2 Samuel 18:1-18).
Saudaraku terkasih,
Saya pernah melemparkan permohonan penjelasan di status saya di Facebook, tentang akhir hidup Manasye dan Efraim anak Yusuf. Apakah mereka membelot atau tetap pada jalan TUHAN? Pertanyaan ini juga muncul dari seorang sahabat penggemar perangko. Tetapi status itu tidak mendapatkan tanggapan, kecuali satu orang teman yang mengacungkan jempolnya. Apakah ini menunjukkan bahwa apa yang saya mohonkan itu topiknya tidak menarik? Atau keengganan untuk membuka ALKITAB dan menelusurinya, karena memang sumber dari sejarah kehidupan Manasye dan Efraim anak Yusuf hanya akan diperoleh di KITAB PERJANJIAN LAMA, yaitu Kitab Kejadian, Kitab Bilangan, Kitab Ulangan, dan Kitab Yosua. ALKITAB yang saya sangat yakin dimiliki oleh orang-orang percaya, bukan hanya sebuah, tapi tak jarang di satu keluarga ada yang memiliki 4-5 Alkitab.
Ah... tak tahulah saya..., karena semua jawaban berpulang ke masing-masing orang.
Terus terang saya kagum pada saudara kita dari Muslim, mereka sejak kecil telah dibiasakan untuk membaca Kitab Suci mereka, apalagi saat ibadah puasa seperti saat ini. Padahal kitab suci mereka ditulis dalam bahasa asli.
Ada banyak teman saya yang sepanjang hidup mereka telah puluhan kali menamatkan pembacaan kitab suci mereka.
Saya bersyukur, Firman Tuhan di dalam ALKITAB dapat saya baca dan mengerti karena dalam bahasa Indonesia, bahkan kakek nenek saya dulu, mereka dapat membaca dan mengerti Firman Tuhan dan ALKITAB karena ada edisi bahasa Dayak-nya.
Duh.... bagaimana kalau ALKITAB itu ditulis dalam bahasa aslinya ya? Mungkin lebih berat lagi orang tergugah hatinya untuk mempelajari ALKITAB atau INJIL yang merupakan berita keselamatan dan kabar baik dari ALLAH BAPA Sorgawi dan TUHAN YESUS.
Mhmm....., alangkah bahagianya kalau semua orang yang telah diselamatkan dari ancaman neraka dan hidup tanpa pengharapan dengan kematian TUHAN YESUS di kayu salib juga mempunyai hobby seperti Raja DAUD yang kesukaannya Taurat Allah siang dan malam.
Semoga ALLAH BAPA, TUHAN YESUS dan penyertaan ROH KUDUS menolong dan memberkati kita semua. AMIN.
(Amsal 6:23) Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan,
Sumber: Renunganku 4 September 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar